STOVIA : Pendidikan dalam Ilmu Alam
Dalam reorganisasi 1913 bagi STOVIA, mata pelajaran ilmu fisika dan ilmu kimia yang sampai sekarang diajarkan oleh satu orang, dr. P.A. Boorsma, dipisahkan dan untuk masing-masing pelajaran ditunjuk seorang guru. Dr. Boorsma mengampu ilmu kimia dan untuk ilmu alam, diampu oleh penulis sendiri. Melalui pemisahan ini, dapat dimulai pelaksanaan sebuah praktikum fisika, praktikum pertama dalam pendidikan ilmu alam di Hindia.
Pada mulanya, praktikum itu sangat sederhana, karena peralatan yang ada saat itu tidak bisa digunakan. Akan tetapi perlahan-lahan berkembang menjadi suatu praktikum yang dalam banyak aspeknya tidak menimbulkan tuntutan untuk praktikfisika bagi mahasiswa kedokteran di Belanda. Pada aawalnya muncul kesulitan ketika ilmu alam dan ilmu kimia harus diberikan dalam sebuah ruang belajar, sehingga percobaan itu tidak bisa dilakukan dengan lancar. Juga praktikum bagi kedua pelajara itu harus diberikan di ruang kerja yang sama, yang kadang-kadang harus dihentikan karena bidang lain akan menggunakannya.
Kondisinya menjadi lebih baik ketika gedung didirikan di Salemba, ketika setiap mata pelajaran memiliki ruang belajar dan ruang praktikumnya sendiri. Perbaikan besar terakhir dilakukan pada bulan Pebruari 1926, ketika sebuah ruang praktikum baru bisa didirikan, yang dua kali besarnya daripada yang pertama. Hal ini dimungkinkan karena dari bagian persiapan sudah tidak ada lagi, dua ruang belajar bisa dijadikan ruang praktikum. Kini keinginan lain masih ada untuk membuat peralatan sebagai hasil praktik bagian ilmu alam.
Sampai sekarang, beberapa bantuan harian diperoleh dari seorang pelayan bumi putra, yang sejauh mungkin dididik oleh guru, yang selalu sibuk dengan pembuatan prasarana sederhana dan perbaikan kecil. Akan tetapi dari situ tidak banyak yang bisa diperoleh. Bagian ilmu alam mendapatkan bantuan besar di tempat kerja milik Dinas Pos dan Telegram, yang dengan persetujuan Paduka Gubernur Jenderal memperbaikinya dan membuat peralatannya. Pendidikan dalam ilmu alam bisa dipisahkan dalam teori dan prakteknya.
Pelajaran teori diberikan di sebuah ruang yang rapi, sehingga dengan mudah 60 murid duduk di sebuah ampiteater, yang dilengkapi dengan dua deret bangku. Jendela dari dalam dicat hitam, dari luar dicat putih, sehingga dengan menutup jendela itu, sebuah ruangan gelap langsung bisa diperoleh yang sangat membantu dalam percobaan cahaya. Tirai yang segera rusak, yang menjadi sarang debu, sangat dihindari. Di kelas satu dan dua bagian kedokteran, seluruh ilmu alam dibahas di sini.
Buku pelajaran ilmu alam digunakan buku karya dr. Molenbroek yang terdiri atas empat jilid. Di berbagai tempat materinya diperluas dan dilengkapi dengan memperhatikan pelajaran kedokteran, khususnya yang berkaitan dengan hal-hal: aliran dalam bis dengan dinding permanen dan dinding elastis, tegangan permukaan, tekanan osmos, penurunan titik beku, gerak mata dan kacamata, daya serap, penyetaraan gelombang, mikroskop khusus, penerangan bidang gelap, ultra-mikroskop, polarisasi mikroskop, galvanometer benang dan kumparan, induksi, penguraian dalam gas yang ditipiskan, aktivitas radio, bentukan atom dan sebagainya.
Dari buku terkenal, Soal-Soal Ilmu Alam karya dr. Bouwman, para murid mampu menjawab soal-soal itu. Pada akhir kelas-2 bagian kedokteran, para murid telah lulus dengan ilmu alam. Hal ini diperlukan karena pada kelas berikutnya akan dimulai dengan fisiologi, dan mata pelajaran ini bertumpu dari apa yang dipelajari dalam fisika. Di kelas-3 dari bagian kedokteran, kapita selekta masih dibahas, khususnya yang penting dari fisiologi.
Hal-hal yang dibahas di sini adalah sebagai berikut. Konsentrasi ion zat cair, gas listrik, electrometer kapiler, potensi difusi, potensi batas bertahap dan potensi lain, ukuran daya serap gas, beban penguraian listrik, kecepatan, dampak foto-elektrik, sisi fisika dari aliran koloid, radioaktif, aktivitas lapisan permukaan, metode kompensasi Poggendorf, daya salur sepadan, hukum penipisan Ostwald, gerakan Brown dan sebagainya. Prasktek fisika dberikan di sebuah ruang yang luas, panjang 17,50 meter dan lebar 9,60 meter. Ada dua belas meja kerja berukuran 1,60 meter dan 0,85 meter dan dua meja besar dengan ukuran 2,50 meter dan 1,15 meter.
Di atas beberapa meja ini, terdapat balok dengan galvanometer kumparan, sistem Moll yang sangat cermat. Setiap meja dilengkapi dengan saluran gas dan stopkontak untuk arus dua arah dari jaringan kota, yang digunakan untuk lampu dan pembangkit. Arus yang sama diperoleh dengan bantuan unsur-unsur dan aki. Salah satu meja ada yang berdiri untuk memuat aki, dengan bantuan sebuah pengatur kesamaan, daya tahan dan ampermeter. Meja, selain dua yang besar, bisa dilepas-lepas sehingga dengan mudah bisa dipadukan atau dipindahkan untuk memenuhi kebutuhan percobaan. Sebuah meja kerja diperuntukkan sebagai meja soldir dan reparasi untuk pembantu dan murid. Latihan praktek dilakukan bersama oleh sekitar 16 murid. Mereka bekerja berpasangan, sehingga mereka bisa bergabung dan saling membantu.
Berdasarkan pedoman yang disusun oleh guru, dengan percobaan tertulis yang dimuat, para murid melakukan percobaan ini dalam dua pelajaran, masing-masing setengah tahun, pada kelas-1 dan kelas-2 bagian kedokteran. Mereka bekerja selama empat puluh minggu, setiap minggu dua jam praktek. Jika kita membandingkannya dengan masa praktikum fisika untuk seorang murid medis di Utrecht khususnya, dimana sebagai akibat dari jumlah muridnya yang besar, setiap murid hanya mengikuti praktikum selama sembilan hari tiga jam. Untuk hal ini juga StOVIA harus layak dihormati.
Kebanyakan percobaan bisa diselesaikan dalam dua jam. Untuk beberapa percobaan diikuti selama dua jam pelajaran atau lebih. Latihan praktis berlangsung bersama dengan teori yang dibahas. Tentang sifat praktikum, bisa diperoleh hasil maksimal percobaan dilengkapi dengan laporan percobaan. Pada pelajaran pertama, percobaan dilakukan dari pelajaran tentang zat cair dan panas, di samping dari beberapa suara. Percobaan itu dimulai dengan menentukan bobot tubuh padat dan zat cair dengan berbagai cara, tidak dilupakan keseimbangan Mohr-Westphal, yang memberikan aturan-aturan sangat cepat dan cermat. Dalam menentukan hasil, perlu diperhatikan tingkat kecermatannya, sementara juga beberapa hasil bisa diarahkan untuk percobaan hampa udara.
Hokum Boyle dipantau dengan mengukur dua puluh volume dari sebuah gas dan ketegangannya. Dari situ ditentukan jumlah serta persentase penyimpangannya. Juga semua diuraiakn menurut grafik, seperti setiap percobaan yang cocok, digambarkan dengan sebuah grafik. Kemudian penetapan koefisien elastik melalui percobaan memanjang dan membelok, ukuran kecepatan dan penetapan sederhana dari gravitasi konstan secara berurutan, seperti penetapan koefisiensi penurunan kubik, panas khusus, dan panas penguapan. Juga dilakukan penetapan kepadatan uap, kebanyakan menurut metode Dumas. Untuk percobaan bunyi digunakan percobaan Kundt yang terkenal itu.
Pada pelajaran kedua, bab-bab listrik dan penerangan. Pertama-tama, hukum benda bulat dan kosong, lensa cembung dan cekung. Dengan bantuan sebuah teropong, sinar krom ditentukan dari sebuah cermin, sebagai pengantar untuk optalmologi. Dari sebuah plat kaca, indeks pecah ditentukan dengan bantuan sebuah mikroskop. Para murid meneliti spectra pancar dan serap dari berbagai zat, untuk kemudian beralih pada mempelajari daya serap darah. Hal-hal yang begitu penting bagi seorang dokter seperti percobaan Scheiner, daya tampung, dipersi pada mata dan “kesalahan” lain diteliti.
Dengan polarimeter sederhana, ditentukan konsentrasi dari sebuah larutan gula. Di bidang magnetism, dibuat beberapa percobaan sederhana yang bermanfaat. Daya tarik magnet ditentukan dengan parafin; permukaan potensi garis lintang dan garis tenaga magnit berbagai medan aliran listrik ditentukan dengan bantuan metode aliran kabel telepon. Proses pengantar membuat murid mengenal pemahaman ketahanan luar dan dalam, polarisasi dan eletrolis. Sebuah pohon Diana atau pohon Saturnus mereka proyeksikan pada dinding. Mereka kemudian membuat suatu gambaran elektrolis dan proyeksi, seperti kebanyakan percobaan yang harus mereka lakukan. Dari berbagai unsur, tenaga elektromotoris dibandingkan berdasarkan metode Bosscha, hukum OHM; dari sebuah kabel logam, koefisien temperatus ditentukan. Skala galvanometer Moll dibandingkan. Jangan lupa penetapan ketahanan dengan jembatan Wheatstone. Sebuah unsur termo diselidiki dan ditimbang. Dengan voltameter perak, sebuah kekuatan arus dan konstan dari garis singgung ditetapkan, dan akhirnya berbagai percobaan dilakukan atas elektromagnetisme dan aliran induksi. Secara perlahan, peralatan yang ada dipertimbangkan untuk diganti dengan peralatan yang lebih canggih agar diperoleh hasil yang cermat.